Salasatu masa yang ditunggu dan di
dambakan oleh petani, menuai hasil susah-senang merawat dan menjaga selama berbulan-bulan
bahkan hampir satu tahun, masa panen arabika rata-rata 9-10 bulan dari sejak
tumbuh bunga, meskipun dalam realita-nya panen bisa dilakukan 1 atau 2 bulan
sekali yaitu panen sela karena kopi biasanya tidak masak merata.
Kapasitas pasnen rata-rata
menghasilkan cherry atau buah kopi segar 800 kg/ha
Cara panen yang primitif
Pada masa kolonial pemanenan selalu
asal, tidak melihat matang atau tidak yang menyebabkan kualitas kopi yang
buruk, namun itu bukan berarti tidak memiliki alasan, para petani melakukannya
karena terbatasnya pengetahuan yang dimiliki dan untuk dapat hasil yang lebih
cepat untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Hal ini berlangsung cukup lama
bahkan hingga saat ini masih banyak yang melakukan hal seperti ini karena
alasan yang sama di tambah lagi dengan maraknya tengkulak atau cukong yang
sudah membayar sebelum kopi dipetik.
Beban tersendiri bagi petani karena dengan
itu kesempatan petani untuk mengolah kopi lebih bagus lagi mejadi terbatas,
sehingga kopi yang mereka panen dihargai dengan sangat murah.
Dengan perkembangan zaman dan
pertumbuhan pengetahuan Sumber Daya Manusia, petani kini beralih yang tadinya
hanya memetik kopi asalan menjadi petik merah,
petik merah pada panen sela memang
tidak bisa sebanyak petik/panen asalan karena yang dipetik terbatas, kuantitas
memang tidak sebanya asalan tapi kualitas sangat jauh lebih bagus, dan harga
pun bisa mencapai 10x lipat lebih tinggi.
Dan begitupun beban petani yang
dikejar piutang dengan tengkulak akan berkurang, bisa lebih tenang untuk
mengeksplor olahan kopi untuk mendapatkan hasil yang lebih baik, karena terbukti pendapatan petani meningkat drastis ketika menjual kopi dengan kualitas baik dibandingkan dengan kualitas rendah dengan kapasitas tinggi.


Komentar
Posting Komentar